Memahami waktu pengapian motor standar dan balap
Membahas masalah pengapian susah-susah sedap kawan..maklum hal ini tidak
bisa dilihat secara kasat mata karna membutuhkan perangkat
khusus....terutama bagi yang tidak mengerti seperti saya pasti pusing 7
keliling mikirinya, tapi bagi yang sudah mengerti hemmm..... dijamin
besutanya makin kenceng deh.....namun tidak ada yang susah jika kita mau
mempelajarinya.....untuk itu admin mencoba membahas yang ringan-ringan
saja dulu tapi sangat berpengaruh besar.......apakah itu...? ya...drajat
letupan pengapian moto standar dan balap....menurut data yang admin
dapatkan selama ini dari berbagai sumber bahwa :
Pengapian untuk motor standart terjadi
• Pada RPM rendah (1.000 – 3.000 RPM) loncatan api pada 8 - 15 derajat sebelum TMA
• Pada RPM tengah tinggi (4.000 ke atas) loncatan api pada 25 - 30 derajat sebelum TMA
• Api busi tidak besar dibanding pengapian balap
bagaimana kita bisa mengupgrade drajat pengapian ini...???
secara manual bisa di lakukan dengan cara menggeser pick up pulsar (tonjolan yang ada di magnet) namun tentunya menggunakan cara ini butuh ketelitian yang tinggi agar hasilnya akurat....namun cara ini adalah cara yang paling murah...oleh sebab itu sampai saat ini masi banyak yang mengaplikasikannya
tapi kalo mau yang lebih akurat tentunya menggunakan CDI yang bisa di Program...yang banyak beredar di pasaran..cuma harganya lumayan hehehe....
Jika melalui CDI program jelas sangat akurat kita tidak perlu
repot-repot ke tukang las untuk merubah drajat pengapiannya...karna
sudah tersedia ...jadi tinggal klik aja....
Tanpa bermaksud untuk menggurui mohon maaf jika ada kesalahan dan kekurangan pada ulasan ini
Pengapian untuk motor standart terjadi
• Pada RPM rendah (1.000 – 3.000 RPM) loncatan api pada 8 - 15 derajat sebelum TMA
• Pada RPM tengah tinggi (4.000 ke atas) loncatan api pada 25 - 30 derajat sebelum TMA
• Api busi tidak besar dibanding pengapian balap
kenapa motor standar meletupkan bunga api 8-15 drajat sebelum TMA ...hal
ini di mungkinkan karna sifat bahan bakar/oktan dan kompresi pada ruang
bakar yang di gunakan.....seperti yang kita ketahui motor standar
menggunakan bahan bakar premium yg beroktan 88 (mudah terbakara) dan
kompresi antara 8-9 : 1...jadi cukup membutuh kan drajat yang sempit
untuk membakar bahan bakar premium di tambah lagi kompresi yang rendah
yang makin mendukungnya proses pembakaran lebih cepat pada (RPM
1000-3000)
namun memasuki RPM 4000 keatas sudut drajat letupan bunga api berubah menjadi 25-30 drajat sebelum TMA di mungkinkan karna putaran mesin yang makin cepat dan " ratio compresinya" yang berbeda dengan RPM rendah
Pengapian untuk motor balap terjadi
• Pada RPM rendah (1.000 – 3.000 RPM) : loncatan api pada 20 - 30 sebelum TMA
• Pada RPM tengah sampai tinggi ( 4.000 ke atas) : loncatan api pada 35 - 42 sebelum TMA
• Api busi besar
kenapa motor balap meletupkan bunga api 20-30 drajat sebelum TMA ...hal ini di mungkinkan karna sifat bahan bakar/oktan dan kompresi pada ruang bakar yang di gunakan.....seperti yang kita ketahui motor balap menggunakan bahan bakar yg beroktan 90-100 (yang memiliki sifat sulit untuk terbakar) dan kompresi antara 10 - 14 : 1...jadi sangat membutuh kan drajat yang lebih besar dari standar (lebih awal meletupkan bunga api) untuk membakar bahan bakar Racing yang memiliki oktan tinggi dan memiliki sifat yang sulit untuk terbakar di tambah lagi kompresi yang tinggi yang makin mendukungnya proses pembakaran lebih awal pada (RPM 1000-3000)
namun memasuki RPM 4000 keatas sudut drajat letupan bunga api berubah menjadi 35-42 drajat sebelum TMA (makin lebih awal menyalahkan bunga api) di mungkinkan karna putaran mesin yang makin cepat dan ratio compresinya yang berbeda dengan RPM rendah ....itu sebabnya kenapa pada perangkat pengapian motor balap membutuhkan perangkat tambahan untuk makin menyempurnakan proses pembakaranya...seperti koil racing....busi rasing.....magnet racing dll ......semua bertujuan untuk memaksimalkan proses terjadinya pembakaran pada ruang bakar agar mendapatkan hasil/tenaga yang lebih maksimal di banding dengan motor standar
namun memasuki RPM 4000 keatas sudut drajat letupan bunga api berubah menjadi 25-30 drajat sebelum TMA di mungkinkan karna putaran mesin yang makin cepat dan " ratio compresinya" yang berbeda dengan RPM rendah
Pengapian untuk motor balap terjadi
• Pada RPM rendah (1.000 – 3.000 RPM) : loncatan api pada 20 - 30 sebelum TMA
• Pada RPM tengah sampai tinggi ( 4.000 ke atas) : loncatan api pada 35 - 42 sebelum TMA
• Api busi besar
kenapa motor balap meletupkan bunga api 20-30 drajat sebelum TMA ...hal ini di mungkinkan karna sifat bahan bakar/oktan dan kompresi pada ruang bakar yang di gunakan.....seperti yang kita ketahui motor balap menggunakan bahan bakar yg beroktan 90-100 (yang memiliki sifat sulit untuk terbakar) dan kompresi antara 10 - 14 : 1...jadi sangat membutuh kan drajat yang lebih besar dari standar (lebih awal meletupkan bunga api) untuk membakar bahan bakar Racing yang memiliki oktan tinggi dan memiliki sifat yang sulit untuk terbakar di tambah lagi kompresi yang tinggi yang makin mendukungnya proses pembakaran lebih awal pada (RPM 1000-3000)
namun memasuki RPM 4000 keatas sudut drajat letupan bunga api berubah menjadi 35-42 drajat sebelum TMA (makin lebih awal menyalahkan bunga api) di mungkinkan karna putaran mesin yang makin cepat dan ratio compresinya yang berbeda dengan RPM rendah ....itu sebabnya kenapa pada perangkat pengapian motor balap membutuhkan perangkat tambahan untuk makin menyempurnakan proses pembakaranya...seperti koil racing....busi rasing.....magnet racing dll ......semua bertujuan untuk memaksimalkan proses terjadinya pembakaran pada ruang bakar agar mendapatkan hasil/tenaga yang lebih maksimal di banding dengan motor standar
bagaimana kita bisa mengupgrade drajat pengapian ini...???
secara manual bisa di lakukan dengan cara menggeser pick up pulsar (tonjolan yang ada di magnet) namun tentunya menggunakan cara ini butuh ketelitian yang tinggi agar hasilnya akurat....namun cara ini adalah cara yang paling murah...oleh sebab itu sampai saat ini masi banyak yang mengaplikasikannya
tapi kalo mau yang lebih akurat tentunya menggunakan CDI yang bisa di Program...yang banyak beredar di pasaran..cuma harganya lumayan hehehe....
Tanpa bermaksud untuk menggurui mohon maaf jika ada kesalahan dan kekurangan pada ulasan ini
No comments:
Post a Comment