Yamaha Jupiter MX Bore Up dan Stroke Up 215cc
Alhamdulillah kali ini saya coba bikin artikel mengenai Yamaha Jupiter MX Bore Up dan Stroke Up 215cc.!!
Yamaha Jupiter MX 135LC milik Dedy
Wahyudi ini sudah 215 cc. Untuk mencapai kapasitas 215 cc, tentu harus
main bore up dan stroke up. Paling pertama dilakukan bore up dengan cara
menggunakan seher piston CBR 150R oversize 250. Jadi, diameternya 66
mm.
Boring pun ikut diganti pakai punya Honda
Tiger. “Supaya piston bisa masuk ke silinder blok,” jelas Kiki Pramono
asal bengkel Nusantara Motor di Jl. Ciledug Raya, Gg Langgar, No. 55,
Tangerang.
Menggunakan seher dan boring segede itu,
dipastikan mengganggu water jacket atau saluran air pendingin. Supaya
tetap menggunakan pendingin air, ditutup dan dibikin jalur baru. Masuk
dari atas dan keluar dari bawah.
Setelah itu disusul main stroke up.
Supaya langkah lebih panjang, posisi pusat big end digeser 2 mm.
Naik-turun 2 mm, jadinya stroke total bertambah 4 mm. Sehingga total
langkah piston kini 62,7 mm.
Jadinya bisa dihitung kapasitas
silindernya. Dari diameter seher 66 mm dan stroke 62,7 mm. Volume
silinder kini 214,4 cc, atau kalau digenapkan jadi 215 cc.
Namun akibat naik stroke dan diikuti
pemakaian setang seher asli Kawasaki Ninja 150R, dipastikan posisi blok
harus diganjal. Dimaksudkan agar seher tidak mentok kepala silinder.
Apalagi setang milik Ninja lebih panjang 4 mm.
Abas, panggilan akrab Dedy Wahyudi
menggunakan paking tebal dari bahan duralium. “Tebal paking ini 6 mm,”
jelas Abas dan Kiki kompak.
Untuk mengimbangi silinder yang sudah
bengkak, klep isap dan buang diganti. Pakai yang ukuran payungnya lebih
lebar. Dipilih klep yang punya kode EE, aslinya klep ini milik
Mitsubishi Lancer. Standarnya klep ini punya ukuran 31 mm untuk klep
isap dan 25 mm untuk ex.
Namun dipasang di head MX dibikin kecil.
Klep isap dibuat 26 mm dan ex 23 mm. “Pemakain klep EE dirasa lebih kuat
karena batangnya 5 mm dan panjang klep bisa diatur dengan cara
dibubut,” tambah mekanik yang berbadan subur itu.
Selain itu, pengabut bahan bakar diganti
yang lebih gede. Aplikasi karbu Keihin PE 28 yang direamer jadi 31 mm.
Diseting dengan aplikasi main-jet 150 dan pilot-jet 58.
Kemudian pengapian dibikin total loss.
“Magnet dibubut agar ringan dibikin jadi 750 gram,” jelas Kiki yang
biasa dipanggil Kidut Geboy itu.
Untuk mengatur timing pengapian dipilih
CDI BRT I-Max. Klop dipadukan dengan koil YZ orisinal. “Selain api
pembakaran lebih besar, torsi lebih cepat dan tarikan atas sampai bawah
ngisi terus,” tegas Abas.
Pekerjaan terakhir benahi aliran gas
buang. Knalpot orisinil diganti. Sebagai gantinya, dipakai jenis model
free flow buatan sendiri. “Knalpot sangat berpengaruh pada power mesin.
Karena pembuangan akhir mesin yaitu dilubang pembuangan,” tutup Abas
yang rambutnya beruban itu.
Paket Bore Up Yamaha Jupiter MX 135 Cukup 150cc Buat Harian
Assalamuallaikum warrahmatullah,,,
Apa kabar mas bro semua….sudah
sangat….sangat lama sekali saya rasanya sudah tidak berinteraksi dengan
blog maupun dengan mas bro semua….jujur rasa kehilangan sedikit saya
rasakan….hihihi…maklum mas bro…disibukkan oleh kehidupan dunia
nyata….Bersyukur kita masih bisa bergembira berbagi ceria dalam
memodifikasi mesin motor, kali ini paket Bore Up menjadi tema utama
modifikasi pada tahun 2012.!!
Meski kapasitas mesin Yamaha Jupiter MX
135 sudah cukup besar (135 cc), tapi banyak pemiliknya yang ingin
bore-up. Alasannya, “Biar tarikan bawah gak berat dan lebih gigit. Sebab
tarikan awal itu penting buat unjuk gigi,”
Nah, untuk mengatasi problem seperti di
atas, Kami pun lantas cari solusi. Akhirnya, berhasil mendata beberapa
bengkel racing yang menawarkan paket mengatrol tenaga bebek super ini.
Berikut ini, beberapa bagian penting yang mesti diubah :
Piston.
Seperti biasa diganti yang diameternya
lebih besar. Pilihannya, ada seher Suzuki Thunder 125, Honda Tiger,
Yamaha V-Ixion dan Yamaha Scorpio Z. “Sebenarnya bore-up pakai piston
Thunder 125 sudah bisa melonjakkan kapasitas mesin jadi 150 cc, dan itu
pas untuk pemakaian harian. Lebih dari itu pasti kurang enak dan getaran
mesin terasa sekali. Kecuali buat balap, ya.
Kalau di ajang drag race, biasanya pakai
seher Honda Tiger, volume mesin pun terkatrol jadi 250 cc dan jika
memilih Yamaha Scorpio Z lebih gila lagi, kapasitas mesin langsung
membengkak jadi 300 cc. Sayang kan, kalau buat harian.
Tapi ada juga yang memasang satu set blok
Yamaha V-Ixion berikut seher, ring, pen dan pakingnya. Hasilnya sama
kayak pakai seher Thunder. Bedanya, gak perlu mengubah mesin, jadi kalau
mau bikin standar lagi lebih gampang.
Koil dan CDI Racing.
Ikut dimaksimalkan lewat pengaplikasian
produk aftermarket. “Ini demi meningkatkan lompatan bunga api di busi.
Agar kerja mesin lebih ringan dan optimal.
CDI pun banyak ragamnya, bisa pilih
Rextor, BRT, FCCI dari Thailand, bahkan ada yang memakai CDI punya
Yamaha Mio (standar). Untuk koil, tipe favorit dari para jago kilik ini
tetap memilih koil Yamaha YZ 125 .“Api busi lebih besar, mengimbangi
pembakaran di ruang mesin yang besar dan efeknya, tarikan juga lebih
gahar, tuh!”
Karburator dan Knalpot.
Peranti pengabut juga penting mengadopsi
tipe racing. “Umumnya karbu yang dipilih tetap pada PE berventuri 28 mm.
Selain relatif lebih terjangkau, sentakan tenaga yang dihasilkan juga
lumayan galak.
Sedang knalpot sebagai pendukung kinerja
dapur pacu lebih mantap turut mengandalkan model kompetisi. “Kalo tipe
racing, pada bagian dalam silencer-nya sengaja didesain tidak terlalu
banyak sekat atau saringan, sehingga gas buang pun keluar lebih plong.”
No comments:
Post a Comment